Beberapa Hal Terjadi Akibat Kemarau Panjang di Indonesia

Musim kemarau di Indonesia kerap menjadi polemik bagi penduduk di berbagai daerah. Seluruh pelosok tanah air menderita kekeringan dengan masalah yang berbeda-beda.

Potret ini yang terekam beberapa media umum akibat kemarau panjang yang melanda. Apa saja itu ?



Memicu Harga Kenaikan Sembako

Lahan kering membuat sejumlah petani tidak bisa menghasilkan bahan-bahan pertanian dengan maksimal. Permintaan terus meningkat, namun produk menurunnya hasil produksi pertanian membuat harga beberapa jenis sembako melonjak tajam. Seperti yang terjadi di Tangerang, Banten dimana umumnya kenaikan harga sembako meningkat 80% dari harga jual biasanya. Contohnya cabai rawit, biasanya bisa dibeli dengan harga Rp 40rb/kg menjadi Rp 70rb/kg. Cabe merah keriting dari Rp 20rb menjadi Rp 40rb. Perubahan harga ini sering dimanfaatkan penjual sebagai momentum untuk menaikkan harga dan mengeruk untung yang lebih banyak. Sementara warga menjadi semakin tercekik, karena meningkatnya harga tidak sebanding dengan penghasilan mereka.

Gubernur Jawa Barat menggelar Shalat minta hujan

Kekeringan yang melanda daerah penghasil padi di kawasan pantura menyebabkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bersama dengan karyawan pemerintah provinsi Jawa Barat menggelar shalat Istisqo atau shalat meminta hujan di halaman gedung sate Bandung. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meminimalisir terjadinya fenomena kekeringan yang kini mengancam produksi padi di Jawa barat. 

Shalat Istisqo, yang dilaksanakan sebanyak 2 rakaat ini sengaja digelar menyusul kekeringan parah yang melanda 49rb hektar sawah di kawasan pantura Jawa Barat, seperti Karawang, Indramayu, Majalengka, Purwakarta serta Kuningan. Selain telah menyebabkan gagal panen, kekeringan yang melanda kawasan sentra produksi padi di Jawa Barat ini, berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi petani. Selain ikhtiar berupa shalat Istisqo, pihak pemerintah provinsi Jawa Barat juga tengah mengupayakan sumur pantek dan membuat penampungan air. 

Meski demikian, Ahmad Heryawan berharap pemerintah pusat dapat melakukan rekayasa cuaca berupa hujan buatan di lumbung padi Jawa Barat yang kini dilanda kekeringan.

Tukang gali sumur kebanjiran order

Musim kemarau ternyata tak selamanya jadi bencana bagi warga. Di kabupaten Tangerang Banten kekeringan menjadi berkah tersendiri bagi tukang gali sumur. Jasa mereka menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan air bersih. Tak pelak, merekapun kebanjiran order. Sejak 2 bulan terakhir, tukang gali sumur bor yang berada di kecamatan pagedangdan, kabupaten Tangerang Banten ini sudah kebanjiran order. 

Bukan tanpa alasan, kekeringan membuat warga berrfikir keras untuk mendapatkan air bersih yang akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Penggali sumur mengatakan, sejak dua bulan terakhir dalam sehari bisa mendapatkan 5 atu 6 permintaan untuk menggali sumur di rumah warga. Permintaan ini meningkat jika dibandingkan sebelum musim kemarau yang hanya dua pesanan atau bahkan tidak ada sama sekali permintaan untuk membuat sumur. Untuk tarif pembuatan sumur bor, kelompok penggali sumur ini mematok harga 5 hingga 10 juta tergantung lokasi dan kedalaman sumur. 

Kepanasan, Ular Piton Serang Pemukiman

Musim kemarau tak hanya berdampak kepada manusia namun juga terhadap hewan. Di Banten, sebuah ular piton masuk pemukiman warga karena kepanasan. Warga pun segera melumpuhkan ular berukuran besar ini. Belasan warga di kecamatan pegedagan Tangerang Banten, Jumat malam 31 Juli 2015 dihebohkan dengan penemuan ular piton berukuran besar di rumah warga. Ular sepanjang 4 m ini pertama kali ditemukan Udin, pemilik rumah saat sedang mendekati kandang ayam miliknya. Takut memakan korban ular inipun ditangkap. Saat ditangkap, ular piton berbobot 15kg dalam kondisi lemas. Lilitan ototnya tidak begitu kuat, serta tampak kepanasan dan kekurangan makanan. 

Warga menduga, keluarnya ular piton dari sarangnya ini lantaran cuaca panas yang terjadi di musim kemarau, sehingga memaksa hewan melata ini berpindah tempat.

Mahasiswa ciptakan alat penjernih air murah untuk atasi krisis air bersih

Krisis air bersih dan minum akibat kekeringan, seorang mahasiswa di Surabaya Jawa Timur membuat karya inovatif. Mahasiswa Universitas Khatolik Widya Mandala Surabaya menciptakan alat penjernih air murah. Alat ini bisa menjernihkan air kotor menjadi air siap minum tanpa harus dimasak. Alat ini sudah sesuai standard WHO. Kemarau panjang membuat kekeringan di sejumlah wilayah di Jawa Timur dan menyebabkan krisis air bersih, bahkan masyarakat terpaksa mengkonsumsi air kotor untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini menjadi inspirasi bagi Franciscus Haverius Congradi mahasiswa Universitas Khatolik Widya mandala Surabaya. Mahasiswa semester akhir ini menciptakan alat penjernih air. Alat hasil inovasi mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur ini bernama Automatic River Osmosis System atau suatu alat pemurni air otomatis dengan sensor TDS. 

Alat ini diyakini mampu mengatasi masalah air bersih masih terus terjadi seperti ketika memasuki musim kemarau dan kehabisan air atau alat ini dapat menjernihkan air kotor menjadi air bersih siap minum sesuai dengan standar WHO bahkan alat ini dilengkapi alat sensor, bila mutu air tidak sesuai dengan standar. Rencananya alat ini akan terus dikembangkan agar lebih ekonomis dan akan diproduksi massal agar bisa ditempatkan di daerah yang sering mengalami krisis air bersih. Sehingga bencana krisis air bersih akibat kekeringan bisa teratasi.

Kebakaran Terjadi Di Berbagai Tempat Di Banjarmasin

Musim kemarau membuat Banjarmasin terus dihantui kebakaran. Hampir setiap hari kebakaran melanda pemukiman penduduk di berbagai kawasan kota seribu satu sungai Banjarmasin. Selasa sore lagi-lagi dua kawasan padat pemukiman diamuk di jago merah. Hanya dalam hitungan menit sejumlah rumah di kampung sungai andai dan pelabuhan lama hingga Sutoy S Banjarmasin ludes terbakar. Selasa sore 4 Agustus 2015, warga dikawasan sungai Ande, komplek SPWI ujung Banjarmasin utara digegerkan dengan kebakaran yang melanda perkampungan mereka. Asap tebal terlihat di salah satu komplek perumahan yang banyak dihuni keluarga wartawan. Kobaran api langsung membesar, melahap bangunan rumah yang terbuat dari kayu. Kejadian yang berlangsung cepat ini membuat panik sebagian besar warga yang tengah beristirahat. Mereka berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun kobaran api terus membesar. Mesin pompa pemadaman kebaran swadya milik masyarakat setempat sempat macet hingga terlambat memberikan pertolongan. 

Disaat bersamaan kebakaran kembali terjadi. Kali ini, kebakaran hebat melanda salah satu pemukiman di kawasan pelabuhan lama Banjarmasin. Sedikitnya satu bangunan rumah tua milik warga ludes terbakar dilalap api. Selang dua jam kemudian, kebakaran kembali melanda pemukiman padat penduduk di kawasan Sutoyo S gang melati. Setidaknya puluhan rumah warga tinggal puing diamuk si jago merah. Ancaman bahaya kebakaran terus menghantui pemukiman padat penduduk, selama musim kemarau panjang saat ini.

Warga Karawang Terpaksa Minum Air Kubangan

Tidak lagi memiliki air bersih, warga di sejumlah desa di kecamatan Tegal Waru Karawang Jawa barat akhirnya mengkonsumsi air kubangan. Air berwarna kehijauan dan kotor ini digunakan untuk mandi, cuci muka, bahkan menggosok gigi. Tak hanya itu sumber air yang sama juga digunakan warga untuk mencuci pakaian. Sudah dua bulan terakhir musim kemarau menyebabkan warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Dampaknya warga mengalami gatal pada kulit. Namun mereka tak punya pilihan lain karena keterbatasan air. Warga sangat berharap, bantuan air bersih terutama untuk kebutuhan minum dan memasak. 

Itulah beberapa hal yang terjadi akibat kekeringan. Semoga kekeringan ini tidak terlalu lama lagi melanda Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Dunia Paling Menyeramkan

Kisah-kisah Mistis di Istana Kepresiden RI